Sunday, November 30, 2008

Laporan KP di NTP (Proses Balancing Rotor)

Alhamdulilah kerja praktek di NTP akhirnya selesai juga, tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada seluruh staft dan karyawan PT NTP (Nusantara Turbin dan Propulsi) khususnya kepada bapak Riyanto yang telah membimbing saya selama kerja praktek di NTP berlangsung, semoga ilmu yang bapak berikan bermanfaat bagi saya. Amien....

Proses balancing rotor merupakan proses yang dilakukan setelah proses instalasi impeller dimana tujuannya adalah agar putaran rotor consentristasnya terjaga, sehingga rotor yang berputar tidak menimbulkan vibration/getaran. Apabila vibration terjadi maka komponen-komponen yang ada pada rotor akan cepat mengalami kerusakan, sehingga umur pompa menjadi pendek.



Langkah-langkah Balancing Rotor :

1. Langkah pertama rotor yang sudah dinstal atau dirakit di letakan pada mesin balancing, kemudian rotor di putar dengan kecepatan 3550 rpm dengan tujuan untuk mengetahui bagian pada impeller yang akan di dilakukan proses penggerindaan.

Gambar: 1 Balancing Rotor

Bagian yang akan digerinda bisa diketahui melalui keterangan yang ada pada display mesin balancing.


Gambar: 3.13 Display Balancing

Gambar dibawah (Recording Balancing.) menunjukan bahwa rotor masih unbalance. Karena kedua titik yang berwarna merah tidak berada pada tengah-tengah garis sumbu. Namun sebaliknya, apabila kedua titik yang berwarna merah ada di tengah-tengah garis sumbu, itu menunjukan bahwa rotor sudah balance.


Gambar: 3 Recording Balancing

Seperti terlihat pada gambar (Recording Balancing). bahwa untuk lingkaran bagian kanan berlaku untuk permukaan impeller bagian kanan, dimana titik merah (pada gambar) berada pada posisi 62º, sedangkan angka 3,39 g adalah material impeller yang harus dibuang. Maka dapat diartikan bahwa material yang harus dibuang dengan proses grinding adalah sebanyak 3,39 g, pada posisi 62º.

Sedangkan untuk lingkaran bagian kiri berlaku untuk permukaan impeller bagian kiri, dimana titik merah (pada gambar) berada pada posisi 28º, sedangkan angka 3,39 g adalah material impeller yang harus dibuang. Maka dapat diartikan bahwa material yang harus dibuang dengan proses grinding adalah sebanyak 3,39 g, pada posisi 28º.

2. Langkah berikutnya adalah memberikan tanda pada bagian impeller dengan menggunakan spidol warna putih, dimana tanda tersebut menandakan bahwa material impeller yang akan dibuang.


Gambar: 4 Memberikan tanda pada Impeller

3. Kemudian setelah impeller di tandai, langkah selanjutnya adalah melakukan penggerindaan pada impeller yang telah di tandai.


Gambar: 5 Proses penggerindaan (grinding) pada Impeller

Setelah proses grinding selesai, kemudian rotor di putar kembali, untuk mengetahui apakah proses balancing sudah selesai atau belum. Parameter selesai atau belum proses balancing adalah seperti yang penulis sebutkan tadi diatas yaitu kedua titik yang berwarna merah berada pada tengah-tengah garis sumbu.

Readmore »»

Saturday, November 8, 2008

Laporan KP di NTP (Intalasi Impeller Terhadap Poros Untuk Pompa Multi Stage)

Berhubung untuk Instalasi impeller ini ga ada buku literaturnya jadi saya coba ulpoad kedalam blog saya, agar bisa di jadikan literatur pada saat anda mengambil KP dengan judul Instalasi Impeller Untuk Pompa Multi Stage. Tidak seperti saya yang kesulitan mencari buku literatur tentang judul KP ini. loh kok curhat !!

Proses pemasangan impeller merupakan salah satu proses yang paling penting, karena pada proses ini dibutuhkan ketepatan pada saat memasang Impeller pada poros, karena sedikit saja terjadi ke tidak tepatan pada saat pemasangan, maka Impeller tidak dapat di pasang kedalam poros kenapa seperti itu? Karena pemasangan Impeller ini termasuk kedalam suaian paksa, maka Impeller perlu dipanaskan sebelum di pasang . Apabaila hal tersebut kurang tepat, maka impeller tidak akan bisa dipasang pada poros.



Gambar: 1 Proses Instalasi Impeller terhadap Poros

Langkah-langkah pemasangan Impeller :

1. Langkah pertama sebelum Impeller dipasang terhadap poros, terlebih dahulu bagian poros yang akan di tempatkan sebagai kedudukan Impeller di lumasi Anti Size yang tujuannya adalah untuk menutup celah antara lubang Impeller dengan poros, sehingga celah tersebut benar-benar tertutup.


Gambar: 2 Pelumasan dengan Anti Size

2. Kemudian setiap sisi lubang Impeller dipanaskan dengan temperature kira-kira 250ºC.


Gambar: 3 Impeller dipanaskan

3. Kemudian setelah Impeller No.1 terpasang langkah selanjutnya adalah pemasangan Hub


Gambar: 4 Hub dipanaskan

4. Langkah berikutnya adalah pemasangan Impeller No.2 kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Pin atau pasak, dimana Pin ini berfungsi untuk menahan Impeller agar Impeller terkunci dengan baik terhadap porosnya.


Gambar: 5 Pemasangan Pin

Setelah pin terpasang dengan benar, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Wearing.


Gambar: 6 Pemasangan Wearing

5. Selanjutnya pemasangan Impeller No.3 proses pemasangan Impeller No.3 ini di pasang pada posisi berlawanan (tidak saling berhadapan) dengan impeller No. 2 Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Wearing pada impeller No.3


Gambar: 7 Wearing No.2 dan No.3, Impeller No.2 dan No.3

6. Langkah terakhir adalah pemasangan Impeller No.4. pada pemasangan Impeller No.4 ini cara pemasangannya sama dengan pemasangan Impeller sebelumnya. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan Hub


Gambar: 8 Impeller No.4 dan Hub

Setelah semua Impeller dan Hub seluruhnya terpasang, di dinginkan dengan menggunakan kipas tujuannya agar Impeller dan Hub tadi dingin secara perlahan, tujuannya agar Impeller dan Hub tidak menjadi getas.


Gambar: 9 Impeller dan Hub di dinginkan


Gambar: 10 Hasil Akhir Instalasi Impeller
Lokasi dan Waktu Kerja Peraktek
Dalam pengumpulan data guna penyusunan laporan kerja kuliah praktek, penulis melaksanakan kuliah kerja praktek pada PT. Nusantara Turbin dan Propulsi yang berlokasi di jln. Padjajaran 154 (KP IV) Bandung. Adapun waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek ini dimulai pada tanggal 15 Mei 2008 sampai 15 Juni 2008.


Readmore »»